SLEMAN, KRJOGJA.com – Suasana di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Yaa Bunayya, Pandega Marta Pogung Lor, Sabtu (6/10/2018) ini tidak seperti biasanya. Suasana sekolah ramai dengan nuansa jual beli ala kantin dan warung, mereka tampak mendatangi para penjual lalu membeli sesuatu. Ada yang membeli pisang coklat, kue, puding, gorengan dan sebagainya. Beberapa murid kelas 3-6 jadi penjual, sementara murid yang lain jadi pembeli.
“Ibu, saya mau beli jajan, harganya berapa?” tanya Nayyara (7), salah seorang anak kepada penjual yang diperankan oleh seorang siswi sambil malu-malu. Penjual itu lalu memberinya pisang coklat sambil tersenyum, “Harganya Rp 2.000, Nak,” katanya. Nayaara lantas menyodorkan uang Rp 5.000. Sementara sang penjual menyerahkan jajan dan uang kembalian.
“Pak Guru, saya sudah beli pisang coklat, uang saya masih sisa,” ucap Nayyara dengan penuh riang gembira kepada Nur Kholis, sang Kepala Sekolah yang mendampingi mereka. Hal serupa juga dilakukan oleh anak-anak yang lain.
Menurut Nur Kholis, kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan tema yang ada dalam kurikulum SD dan ajaran Islam. Tujuannya agar anak-anak kompak, mandiri, bisa saling bekerjasama serta melatih kewirausahaan.
Dijelaskan, acara ‘Market Day’ dipilih karena pihaknya ingin mengajarkan anak lebih dekat dengan kegiatan perekonomian rakyat. Orangtua saat ini cenderung mengajak anak untuk berbelanja ke mal atau supermarket daripada warung dan pasar tradisional.
“Acara dibuka dengan materi adab jual beli. Sebelum transaksi jual-beli seluruh siswa melaksanakan jalan sehat. Disela-sela transaksi diselenggarakan lomba presentasi dan tata boga makanan yang dijajakan. Yang terpenting anak suka dengan kegiatan jual-beli sesuai adab Islam, sehingga jika besar nanti tata cara berdagang dengan jujur dan benar bisa tertanam,” pungkas Nur Kholis.